Cerpen "Kesempatan Kedua Untuk Kinan" last part.

Assalamu'alaikum permisaaah...^^
tadaaa... Sinta is here! hai kalian, apa kabar? setelah sekian lama ngganongol-nongol disini akhirnya malem ini ada kesempatan buat ngebual dikit, hihi Alhamdulillah.. ya maklumlah yah orang sibuk ini sinta sekarang, kan udah kuliah hihih :D
oh iya, udah lama ngga ngepost, ada yang kangen ato masih pada penasaran ngga sama kelanjutan kisahnya Kinan? ada gak? ada aja yah! hahah *maksainiceritanya :D 
yaudahlah langsung ajadeh, semoga part ini bisa menjawab rasa penasaran teman semua yaa..

eh tapi buat ngingetin part 3 kemaren sinta bawain preview-nya nih supaya nggalupa okey ^^


Mamanya setia menunggunya membersihkan dirinya disaat masa komanya dengan kasih sayang yang terpancar tulus dari kedua matanya. Keadaan semakin membaik, iapun tersadar dari komanya dan tiba tiba melihat ibunya datang dengan membawa buah di tanganya.
 “kinan.. kamu sudah sadar nak?” Tanya mamanya bahagia.

and this is the last part guys, enjoy the story^^

 “kinan.. kamu sudah sadar nak?” Tanya mamanya bahagia.
Namun bukanya menjawab pertanyaan ibunya ia malah balas membentaknya dengan kasar.

“ngapain sih disini? Bikin malu aja taunggak! Gue nggak butuh bantuan lo, gue nggak butuh buah buahan lo, gue bisa kok sukses sendiri tanpa bantuan lo! Jadi buruan enyah deh lo, pengen muntah tau nggak gue liat muka lo yang kaya monster itu!”

“tapi mama sayang sama kamu nak, mama mau berada disamping kamu nemenin kamu disini”

“enggak! Gue nggak butuh lo, gue nggak sayang lo, dan gue nggak suka lo deket deket sama gue. Ngerti lo”

“tapi nak, ini mama kamu nak, mama ini mama kamu sayang”  ucapnya bercucuran air mata

“lo bukan nyokap gue! Nyokap gue udah lama meninggal! Jadi lo pergi dari sini pergii…” teriak kinan.

“baiklah nak, kalo memang itu yang kamu inginkan, mama akan pergi agar kamu senang nak, tapi cukup kamu tau kalo mama sayang sekali sama kamu nak, mama pergi ya tapi sebelum mama pergi, izinkanlah mama mencium keningmu sekali saja Kinan, sekali saja” ucapnya mencoba mencium kening putrinya itu. Dua langkah dari ranjang rumah sakit tiba tiba Kinanpun mendorong mamanya hingga terjatuh ke lantai. Dan betapa sedih dan hancurnya hati mamanya saat itu , anak yang dikandungnya selama Sembilan bulan dan dibesarkannya dengan penuh kasih sayang, yang diharapkannya dapat mengurusnya dihari tuanya nanti menyebutnya seperti bahkan mendoronya.
 “sehina itukah aku dimana anakku tuhan? Hingga ia tega memperlakukanku seperti ini?” ucapnya dalam hati kemudian berjalan meninggalkan ruangan putrid durhaka yang sangat dikasihinya itu.

“hahaa.., akhirnya enyah juga lo ,monster!” ucapnya tanpa rasa bersalah sedikitpun. Makin hari kesehatan Kinan berangsur pulih dan sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Ketika hendak pulang ia teringat akan seseorang yang mendonorkan darahnya. Lalu ia menanyakan siapa yang mendonorkan darah untuknya kepada dokter. dokter itu menjawab “gelandangan itu. Ia yang mendonorkan darahnya untuk kamu selama seminggu, dan menungguimu saat kamu koma dan dia juga selalu membacakan cerita untukmu, menyisir rambutmu… dia yang merawatmu selama kamu sakit”

Degg.. seketika jantungnya berdegup dan tak disadarinya buliran air mata sudah membanjiri kedua pipi merah jambunya. Dan rasa bersalah berkecamuk didalam dirinya mengingat akan semua kejahatan yang telah dilakukanya kepada mamanya yang malang itu.

“lalu dimana dia sekarang dok? Dimana gelandangan itu sekarang?” Tanya Kinan terburu.

saya tidak tau mbak. Tapi selama embak sakit saya sering melihat dia duduk didepan rumah sakit”

Kinanpun segera berlari keluar rumah sakit berharap akan menemukan mamanya yang malang itu disana, namun hasilnya kosong, nihil mamanya tidak ada disana. Ia sangat kecewa mendapati hal tersebut. Namun ia tak menyerah sampai disitu, ia mengingat lagi dimana ia pernah bertemu dengan mamanya, dan yang pertama kali terlintas difikiranya adalah perempatan travellight ditunggunya hingga berjam jam namun mamanya tak kunjung terlihat. Iapun akhirnya keluar dari mobil bermaksud untuk membeli beberapa cemilan untuk menemaninya menunggu mamanya. Namun seketika saja ia sudah dikerumuni banyak penggemarnya ada yang mengajak berfoto dan juga meminta tanda tangan dan Kinan melayani mereka semua dengan Ramah satu persatu sampai selesai. Setelah selesai iapun membalikkan badanya menuju mobilnya, terlihatlah olehnya mamanya yang malang ingin menyeberang  namun naas menimpanya.

-Flashback off-
            Singkat cerita mereka sudah tiba dirumah sakit,
“dokter dokter cepat tplong mama saya dokter, cepat…” ucap Kinan Panik.
Namun para dokter itu  hanya terbengong seakan tak percaya bahwa gelandangan kumal itu adalah ibu dari seorang penyanyi terkenal Kinan Wijaya.
 “dokter.. cepat dokter…” ucapnya lagi. Barulah mereka semua tersadar dan bergegas memeriksa gelandangan tersebut. beruntunglah walaupun banyak darah yang mengalir dari kepalanya tidak menyebabkan kesalahan yang fatal dan mamanya juga sudah melewati masa kritisnya, hanya tinggal menunggunya sadar saja.
            Kinan setia menunggui mamanya dirumah sakit, siang dan malam ia menunggui mamanya tidak mandi, tidak berganti baju, bahkan darah mamanya yang mengenai lengan bajunyapun tak sedikitpun dihiraukanya. Saat ini fikiranya hanya tertuju kepada mamanya, mamanya, dan mamanya. Mungkin karena terlalu letih iapun tertidur disamping ranjang mamannya. Dirasakanya tangan seseorang membelai rambutnya, iapun melihatnya betapa senangnya ia saat itu tatkala melihat mamanya sudah sadar. Saat itu kata yang terfikir olehnya hanyalah kata maaf.
“mama… maafin kinan, ma.. maafin kinan, kinan emang anak durhaka. Tapi mohon, kasih kinan kesempatan sekali lagi ma, kinan mohon” ucap kinan sambil menangis.

“kinan sayang, anak mama, mama udah maafin semua kesalahan kamu nak, maafin mama ya, karena mama nggak bisa jadi mama yang baik buat kamu, maafin mama nak..”

“shhuut.. mama nggak ada salah sama kinan, mama adalah mama paling the best yang ada didunia ini. Kinan sayang mama. Maafin kinan ya ma… “ ucap Kinan, lalu mereka berduapun berpelukan dan memaafkan satu sama lainya. Kesehatan mamanyapun sudah semakin membaik dan sudah diizinkan untuk pulang.
           
            Kini Kinan dan mamanya tinggal bersama di apartement Kinan. Kini Kinan sudah sangat jauh berubah. Ia sangat menyayangi mamanya dan selalu mengajak mamanya kemanapun ia pergi. Setiap orang yang melihat mamanya dengan tatapan sinis ia langsung berkata “ ini mama saya…” dan orang itupun langsung tersenyum melihat Kinan.

            Pagi buta seseorang menggedor gedor pintu appartementnya.
“dor dor dor… Kinan.. Kinan…”  “siapa sih pagi pagi gini gedor gedor rumah orang?” ucapnya keheranan namun tetap berjalan pasti membuka pintu. Saat dibukanya ia terkejut tak disangka ternyata ada lelaki pujaan hatinya Dira didepan rumahnya pagi buta ini sambil membawa bunga matahari.

“Kinan… would you be my wife? Be mother for all my childs? Would you?” Tanya Dira bertubi yang ternyata meminta Kinan untuk menjadi Istrinya. Kinanpun tertuduk lesu.

“kinan, would you? Tanya Dira lagi tak sabar.

“mm.. ngg.. Dir, sebenernya ada satu hal yang perlu kamu tau, gelandangan yang mengaku ngaku sebagai ibuku tempo itu memang mama aku” aku Kinan

“iya, aku udah tau kok dan aku juga udah duga kalo dia itu emang mama kamu”

“hah? Kok kamu tau?”

“ia aku liat kamu setelah ketemu wanita itu langsung aneh, dan ibu itu juga aneh, ya aku feeling aja eh ternyata bener”

“trus, kalo kamu udah tau, kenapa masih mau ngelamar aku? Emang nggak malu punya mertua kaya mama aku mukanya kebakar sebelah?”

“Kinan, aku cinta kamu itu karena Allah.. bukan karena  ketenaran kamu atau apapun, dan kecelakaan di muka mama kamu itu adalah kehendak Allah, jadi untuk apa aku benci? Itu sama saja aku membenci Allah..”
“Kinan Wijaya, aku cinta kamu karena Allah… maukah kamu menjadi istriku? Tanya dira sekali lagi. Buliran bening memaksa keluar dari kelopak mata Kinan karena mendengar kata katanya. “loh.. kok malah nangis?” Tanya Dira. Tanpa berkata kata Kinanpun langsung memeluk sosok didepanya yang sangat di cintainya selama ini.
“ini artinya?” Tanya Dira. Tak ada kata, hanya anggukan kepala dilakukan Kinan untuk mengiyakannya. Dirapun lantas kegirangan dan kembali memeluk Kinan.

“eh.. eh.. lepas! Kan belum muhrim” ucap mamanya datang dari belakang. Merekapun melepaskan pelukanya dan tertawa bersama.
            Tak lama setelah pagi itu mereka melangsungka pernikahan di sebuah masjid, dan Kinanpun memberitahukan ibunya kepada public, dan Alhamdulillah  sekarang tidak adalagi orang orang yang melihat  mamanya dengan tatapan sinis ataupun mencemoohnya melainkan tersenyum melihatnya. Kinan dan Dira mempunyai anak kembar Laki laki dan perempuan. Diki Karisma dan Dina Karisma. Namanya diambil dari perpaduan nama mereka berdua dan nama belakangnya adalah nama Dira. Dan mereka hidup bahagia selamanya.
  
-the end-

yeay! finally tamat jugak yah ceritanya:D gimana nih menurut kalian tentang cerpen sinta yang ini? give your react and leave a comment guys..
thankyu:* #kiss #hug


0 comment:

Posting Komentar

Cool Hot Pink Outer Glow Pointer

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.