Cerpen "Kesempatan Kedua untuk Kinan" part 3

assalamu'alaikum pemirsah..^^
sinta balik nih. dikesempatan yang berbahagia ini, saya penulis amatir yang aseli kece ini akan membawakan lanjutan dari cerpen yang Insyaallah kece "Kesempatan Kedua untuk Kinan" nah, buat ngingetin lagi nih, ini saya kasih yang last part kemaren..

“Kinan… ini mama nak, ini mamamu kinan…” ucap gelandangan itu dengan buliran bening mengalir di kedua belah pipinya masih dalam posisi semula diatas jalanan. Melihat kemalangan ibu itu akhirnya Dira-pun berniat untuk menolong wanita itu berdiri, namun saat dira sedang meraih tangan wanita itu untuk berdiri, tiba - tiba Kinan langsung menarik tangan Dira menuju mobil, sontak saja wanita paruh baya itu langsung terjatuh lagi keposisinya semula.

lets enjoy guys..^^

“Dir, ayuk buruan ahh, aku capek banget ni..” ucap kinan.

“tapi dia gimana?” ucap dira seraya menunjuk kearah wanita malang tersebut.

“alah, yaudah sih biarin aja, Cuma gelandangan!” jawab Kinan memberi penekanan pada kata gelandangan sambil melihat kearah wanita malang itu. Dirapun mengikuti instruksi dari Kinan, ia segera melajukan mobilnya menuju apartement kinan. Di tengah perjalanan kinan tampak berbeda, ia berbeda saat setelah bertemu ibunya yang malang itu tadi.

“kinan, kamu nggak papa kan?” tanya dira mencoba membuyarkan lamunannya

“oh engg… aku nggak papa kok!” jawab kinan singkat kemudian kembali pada lamunanya.

“kinan kenapa ya? Kok dia berubah diem gitu sejak ketemu gelandangan itu? Apa bener ya yang dibilang gelandangan itu kalo dia mamanya Kinan? Ahh nggak mungkinlah, Kinan bilang mamanyakan udah meninggal” pikir Dira

“mama, kenapa dia musti datangsih? Kenapa musti dateng dihari bahagia gue kenapa?” teriak Kinan dalam hatinya.

            Sesampainya di apartemen kinan iapun langsung menuju ranjang mewah nan empuk dan langsung tertidur tanpa membersihkan sisa make-up bekas konser tadi diwajahnya. Dalam tidurnya ia bermimpi bertemu dengan ibunya yang marah akibat Kinan mendorongnya saat ini. iapun terkejut dang langsung terbangun dari tidurnya kemudian membersihkan dirinya dari sisa make-upnya lalu melanjutkan tidur kembali.
            Hari ini Kinan sengaja bangun siang karena memang tidak ada jadwal untuknya. Namun sungguh tak di duga Hanna dan Jenny datang mengganggu tidur paginya.

“Kinan.. Kinan, ayo bangun!” teriak hana. Sementara Jenny menarik selimut yang menutupi tubuh Kinan.

“aaargh… silau!” ucap Kinan seraya menarik selimutnya kembali menutupi wajahnya.
“ayo bangun girl! Hari inikan jadwalnya kita buat  shoping! Ayo!” teriak Jenny gentian.

“entaran ajadeh ya? Masih pagi juga kok! Ngantuk nih gue”

“oke, kalo lo nggak mau gampang, gue telfon aja Dira trus bilang deh kalo lo suka sama dia! Gampang ya!” ancam Jenny. Mendengar ancaman tersebut Kinanpun segera bangkit dari ranjangnya . “ iya iya gue pergi!” ucapnya ketus.

“hahaha…” tawa Hanna dan Jenny melihat kelakuan sahabatnya itu kalau sudah menyangkut hal hal yang berhubungan dengan Dira. Ia menyukai Dira, tapi malu untuk menyatakan Cintanya pada Dira.
            Akhirnya merekapun berangkat bersama menggunakan mobil Jenny. Saat menunggu lampu berubah menjadi hijau, tiba tiba ada seorang pengemis dengan luka bakar setengah mukanya. Jennypun menurunkan kaca disebelah supir, karena kebetulan memang ia yang menyetir mobilnya.

“guys… ada pengemis nih, kasian banget mukanya kebakar sebelah” ucap Jenny namun Kinan yang disampingnya tidak mendengarkan perkataan Jenny, ia asyik BBMan dengan teman tapi mesranya, Dira.

“Ih iya, kasian banget kasih duit gih Jenn” suruh Hanna.

“lo ada duit receh nggak han?” Tanya Jenny

“enggak”

“elo Ki, ada duit receh nggak?”

“oh, bentar nih ada kembalian dari supermarket minggu lalu” ucapnya sambil melihat kearah jenny, dan saat itu Juga gelandangan yang ternyata ibunya Kinan juga melihat kea rah Kinan. Sontak ia langsung berkata
 “Kinan… kinan anakku, ini mama nak, kinan… “ ucapnya tak lepas dari air mata.
           
“nyokap lo Ki?” Tanya Jenny heran

“hah? Nyokap? Ya enggaklah! Nyokap gue itu udah meninggal. Lagian kalo nyokap gue masih idup nggak mungkin jugalah gue punya nyokap kumal, jelek, monster kaya dia gitu” ucap Kinan sadis sambil menunjuk kearah ibunya.

“degg…” jantung mamanya berdegup ketika mendengar bahwa anaknya sendiri tidak mengakuinya, bahkan menyebutnya sudah meninggal. Buliran itupun sudah tak terbendung lagi akhirnya tumpah juga membasahi kedua belah pipi kusamnya.

“ahh, syukurdeh gue kira nyokap lo” ucap Jenny kemudian berakhir tawa mereka bertiga yang menertawai gelandangan itu yang tak lain dan tak bukan adalah mamanya Kinan.

“eh, udah ijo tuh lampunya” ucap Hanna. Lalu Jennypun kemudian melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Disepanjang perjalanan mereka masih saja meledeki bahwa Kinan adalah anak gelandangan itu dan menertawainya. Namun ketika mereka bertiga sedang larut dalam canda tawanya ..
“awas Jenn…” teriak Hanna yang melihat sebuah truk container melaju dari arah yang berlawanan, Jenny mencoba menhindari namun naas menimpa mereka bertiga,
 “brakkk…” suara benturan mobil dengan pohon disudut jalan mereka semua tak sadarkan diri, dan cepat dilarikan ke rumah sakit.

setelah satu jam mendapat penanganan dari dokter, kedua teman Kinan, Hanna dan Jenny sudah siuman walaupun masih ada luka ringan di beberapa bagian tubuhnya. Namun berbeda dengan Kinan, ia mendapat kecelakaan serius dalam kecelakaan ini, ia mengalami pendarahan yang luar biasa di kepala belakangnya sehingga membuatnya kekurangan darah dan kebetulan stok kantong darah dirumah sakit itu juga hanya tinggal beberapa dan tidak mampu mencukupi kebutuhan darah Kinan. Kabar kecelakaan Kinanpun mulai tersebar di media, hampir seluruh negeri membicarakan mengenai Kinan Wijaya.

Sejak kejadian di Lampu merah itu ibunya Kinan berjalan gontai dijalanan dengan tidak sengaja terdengar beberapa pemuda membicarakan mengenai Kinan.

“ih kasian ya itu, Kinan Wijaya penyanyi cantik itu” ucap seorang pemuda

“lah, kenapa emang dia?” Tanya pemuda lainya

“itu dia barusan kecelakaan, trus kekurangan darah gitu katanya. Jadi siapa yang punya golongan darah sama diharap jetulusanya untuk mendonorkan. Gitu”

“lah, kalo gitu kenapa enggal lo aja yang donorin darah buat dia? Kan Lo ngefans tuh”

“ahh, gue? Ogahdah ogah! Liat jarum suntik aja gue udah pingsan apalagi mau disedot darahnya. Bisa bisa mati berdiri kali gue”

            Iapun sontak terkejut kemudian bertanya kepada pemuda itu
“ hey benarkah yang kau katakana anak muda?” namun mereka hanya diam.
“ hey.. jawablah! Bnarkah itu?”
 “ii..iii… iya..” jawab pemudah itu terbata karena ketakutan melihat wajah mamanya Kinan.
“dimana dia dirawat? Berikan alamatnya padaku!” paksa mama Kinan kepada pemuda.
“i..i..i.. ini..” ucap pemuda itu memberikan secarik kertas berisikan alamat Rumah sakit dimana kinan dirawat. Iapun segera pergi menuju Rumah sakit menggunakan busway. Setibanya dirumah sakit iapun sempat mengalami penolakan ketika ingin melewati pintu masuk, namun ia mengatakan bahwa ia ingin mendonorkan darahnya untuk Kinan. Akhirnya satpam itupun mengizinkan wanita malang itu untuk masuk. Dan iapun mendonorkan darahnya untuk Kinan. Hampir seminggu kinan masih tidak sadarkan diri, dan selama itulah mamanya mendonorkan darahnya untuk kinan satu kantong darah setiap harinya. Setelah seminggu keadaan Kinan mulai membaik dan sudah tidak membutuhkan Donor darah lagi, namun ia masih belum sadar. Mamanya setia menunggunya membersihkan dirinya disaat masa komanya dengan kasih sayang yang terpancar tulus dari kedua matanya. Keadaan semakin membaik, iapun tersadar dari komanya dan tiba tiba melihat ibunya datang dengan membawa buah di tanganya.
 “kinan.. kamu sudah sadar nak?” Tanya mamanya bahagia.

stooop!!!
kinan udah sadar tuh.
apakah reaksi kinan setelah melihat ibunya?
apakah ia akan mengakui ibunya kembali?
tunggu lanjutanya di KKUK part selanjutnya. OK!^^

leave a comment ya pemirsah :)

0 comment:

Posting Komentar

Cool Hot Pink Outer Glow Pointer

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.