assalamu'alaikum pemirsah..^^
sinta balik nih. dikesempatan yang berbahagia ini, saya penulis amatir yang aseli kece ini akan membawakan lanjutan dari cerpen yang Insyaallah kece "Kesempatan Kedua untuk Kinan" nah, buat ngingetin lagi nih, ini saya kasih yang last part kemaren..
“Kinan… ini mama
nak, ini mamamu kinan…” ucap gelandangan itu dengan buliran bening mengalir di
kedua belah pipinya masih dalam posisi semula diatas jalanan. Melihat kemalangan
ibu itu akhirnya Dira-pun berniat untuk menolong wanita itu berdiri, namun saat
dira sedang meraih tangan wanita itu untuk berdiri, tiba - tiba Kinan langsung
menarik tangan Dira menuju mobil, sontak saja wanita paruh baya itu langsung
terjatuh lagi keposisinya semula.
lets enjoy guys..^^
“Dir, ayuk buruan
ahh, aku capek banget ni..” ucap kinan.
“alah, yaudah sih
biarin aja, Cuma gelandangan!” jawab Kinan memberi penekanan pada kata gelandangan
sambil melihat kearah wanita malang itu. Dirapun mengikuti instruksi dari
Kinan, ia segera melajukan mobilnya menuju apartement kinan. Di tengah
perjalanan kinan tampak berbeda, ia berbeda saat setelah bertemu ibunya yang
malang itu tadi.
“kinan, kamu
nggak papa kan?” tanya dira mencoba membuyarkan lamunannya
“oh engg… aku
nggak papa kok!” jawab kinan singkat kemudian kembali pada lamunanya.
“kinan kenapa ya?
Kok dia berubah diem gitu sejak ketemu gelandangan itu? Apa bener ya yang
dibilang gelandangan itu kalo dia mamanya Kinan? Ahh nggak mungkinlah, Kinan
bilang mamanyakan udah meninggal” pikir Dira
“mama, kenapa dia
musti datangsih? Kenapa musti dateng dihari bahagia gue kenapa?” teriak Kinan
dalam hatinya.
Sesampainya
di apartemen kinan iapun langsung menuju ranjang mewah nan empuk dan langsung
tertidur tanpa membersihkan sisa make-up bekas konser tadi diwajahnya. Dalam
tidurnya ia bermimpi bertemu dengan ibunya yang marah akibat Kinan mendorongnya
saat ini. iapun terkejut dang langsung terbangun dari tidurnya kemudian
membersihkan dirinya dari sisa make-upnya lalu melanjutkan tidur kembali.
Hari
ini Kinan sengaja bangun siang karena memang tidak ada jadwal untuknya. Namun
sungguh tak di duga Hanna dan Jenny datang mengganggu tidur paginya.
“Kinan.. Kinan,
ayo bangun!” teriak hana. Sementara Jenny menarik selimut yang menutupi tubuh
Kinan.
“aaargh… silau!”
ucap Kinan seraya menarik selimutnya kembali menutupi wajahnya.
“ayo bangun girl! Hari inikan jadwalnya kita
buat shoping! Ayo!” teriak Jenny
gentian.
“entaran ajadeh
ya? Masih pagi juga kok! Ngantuk nih gue”
“oke, kalo lo
nggak mau gampang, gue telfon aja Dira trus bilang deh kalo lo suka sama dia!
Gampang ya!” ancam Jenny. Mendengar ancaman tersebut Kinanpun segera bangkit
dari ranjangnya . “ iya iya gue pergi!” ucapnya ketus.
“hahaha…” tawa
Hanna dan Jenny melihat kelakuan sahabatnya itu kalau sudah menyangkut hal hal
yang berhubungan dengan Dira. Ia menyukai Dira, tapi malu untuk menyatakan
Cintanya pada Dira.
Akhirnya
merekapun berangkat bersama menggunakan mobil Jenny. Saat menunggu lampu
berubah menjadi hijau, tiba tiba ada seorang pengemis dengan luka bakar
setengah mukanya. Jennypun menurunkan kaca disebelah supir, karena kebetulan
memang ia yang menyetir mobilnya.
“guys… ada
pengemis nih, kasian banget mukanya kebakar sebelah” ucap Jenny namun Kinan
yang disampingnya tidak mendengarkan perkataan Jenny, ia asyik BBMan dengan
teman tapi mesranya, Dira.
“Ih iya, kasian
banget kasih duit gih Jenn” suruh Hanna.
“lo ada duit
receh nggak han?” Tanya Jenny
“enggak”
“elo Ki, ada duit
receh nggak?”
“oh, bentar nih
ada kembalian dari supermarket minggu lalu” ucapnya sambil melihat kearah
jenny, dan saat itu Juga gelandangan yang ternyata ibunya Kinan juga melihat
kea rah Kinan. Sontak ia langsung berkata
“Kinan… kinan anakku, ini mama nak, kinan… “
ucapnya tak lepas dari air mata.
“nyokap lo Ki?”
Tanya Jenny heran
“hah? Nyokap? Ya
enggaklah! Nyokap gue itu udah meninggal. Lagian kalo nyokap gue masih idup
nggak mungkin jugalah gue punya nyokap kumal, jelek, monster kaya dia gitu”
ucap Kinan sadis sambil menunjuk kearah ibunya.
“degg…” jantung
mamanya berdegup ketika mendengar bahwa anaknya sendiri tidak mengakuinya,
bahkan menyebutnya sudah meninggal. Buliran itupun sudah tak terbendung lagi
akhirnya tumpah juga membasahi kedua belah pipi kusamnya.
“ahh, syukurdeh
gue kira nyokap lo” ucap Jenny kemudian berakhir tawa mereka bertiga yang
menertawai gelandangan itu yang tak lain dan tak bukan adalah mamanya Kinan.
“eh, udah ijo tuh
lampunya” ucap Hanna. Lalu Jennypun kemudian melajukan mobilnya dengan
kecepatan penuh. Disepanjang perjalanan mereka masih saja meledeki bahwa Kinan
adalah anak gelandangan itu dan menertawainya. Namun ketika mereka bertiga
sedang larut dalam canda tawanya ..
“awas Jenn…”
teriak Hanna yang melihat sebuah truk container melaju dari arah yang
berlawanan, Jenny mencoba menhindari namun naas menimpa mereka bertiga,
“brakkk…” suara benturan mobil dengan pohon
disudut jalan mereka semua tak sadarkan diri, dan cepat dilarikan ke rumah
sakit.
setelah satu jam
mendapat penanganan dari dokter, kedua teman Kinan, Hanna dan Jenny sudah
siuman walaupun masih ada luka ringan di beberapa bagian tubuhnya. Namun
berbeda dengan Kinan, ia mendapat kecelakaan serius dalam kecelakaan ini, ia
mengalami pendarahan yang luar biasa di kepala belakangnya sehingga membuatnya
kekurangan darah dan kebetulan stok kantong darah dirumah sakit itu juga hanya
tinggal beberapa dan tidak mampu mencukupi kebutuhan darah Kinan. Kabar kecelakaan
Kinanpun mulai tersebar di media, hampir seluruh negeri membicarakan mengenai
Kinan Wijaya.
Sejak kejadian di Lampu merah itu ibunya Kinan
berjalan gontai dijalanan dengan tidak sengaja terdengar beberapa pemuda
membicarakan mengenai Kinan.
“ih kasian ya
itu, Kinan Wijaya penyanyi cantik itu” ucap seorang pemuda
“lah, kenapa
emang dia?” Tanya pemuda lainya
“itu dia barusan
kecelakaan, trus kekurangan darah gitu katanya. Jadi siapa yang punya golongan
darah sama diharap jetulusanya untuk mendonorkan. Gitu”
“lah, kalo gitu
kenapa enggal lo aja yang donorin darah buat dia? Kan Lo ngefans tuh”
“ahh, gue?
Ogahdah ogah! Liat jarum suntik aja gue udah pingsan apalagi mau disedot
darahnya. Bisa bisa mati berdiri kali gue”
Iapun
sontak terkejut kemudian bertanya kepada pemuda itu
“ hey benarkah
yang kau katakana anak muda?” namun mereka hanya diam.
“ hey.. jawablah!
Bnarkah itu?”
“ii..iii… iya..” jawab pemudah itu terbata
karena ketakutan melihat wajah mamanya Kinan.
“dimana dia
dirawat? Berikan alamatnya padaku!” paksa mama Kinan kepada pemuda.
“i..i..i.. ini..”
ucap pemuda itu memberikan secarik kertas berisikan alamat Rumah sakit dimana
kinan dirawat. Iapun segera pergi menuju Rumah sakit menggunakan busway.
Setibanya dirumah sakit iapun sempat mengalami penolakan ketika ingin melewati
pintu masuk, namun ia mengatakan bahwa ia ingin mendonorkan darahnya untuk
Kinan. Akhirnya satpam itupun mengizinkan wanita malang itu untuk masuk. Dan
iapun mendonorkan darahnya untuk Kinan. Hampir seminggu kinan masih tidak
sadarkan diri, dan selama itulah mamanya mendonorkan darahnya untuk kinan satu
kantong darah setiap harinya. Setelah seminggu keadaan Kinan mulai membaik dan
sudah tidak membutuhkan Donor darah lagi, namun ia masih belum sadar. Mamanya
setia menunggunya membersihkan dirinya disaat masa komanya dengan kasih sayang
yang terpancar tulus dari kedua matanya. Keadaan semakin membaik, iapun
tersadar dari komanya dan tiba tiba melihat ibunya datang dengan membawa buah
di tanganya.
“kinan.. kamu sudah sadar nak?” Tanya mamanya
bahagia.
stooop!!!
kinan udah sadar tuh.
apakah reaksi kinan setelah melihat ibunya?
apakah ia akan mengakui ibunya kembali?
tunggu lanjutanya di KKUK part selanjutnya. OK!^^
leave a comment ya pemirsah :)
0 comment:
Posting Komentar